Cinta Tanah Air Adalah Tanda Keimanan

Cinta Tanah Air Adalah Tanda Keimanan – Kita dapat melihat sejarah, bahwa bung Karno memilih tanggal kemerdekaan Indonesia di tanggal yang istimewa. Hari Jum’at di tanggal 17 Agustus 1945, bung karno memilih tanggal 17 karena tanggal 17 memliki keistimewaan, 17 rekaat setiap hari umat Islam sholat, 17 ramadhan Al-Qur’an diturunkan. Beliau juga memilih hari Jum’at, karena beliau percaya induk dari segala hari adalah Jum’at, sungguh ada kemul’aan dihari Jum’at. Indonesia merdeka juga di Bulan Ramadhan, lihat berbagai kemuliaan bertemu disini. Artinya para tokoh tidak sembaragan dalam memilih hari dan tanggal.
Orang yang berteriak Allahhuakbar, bukan berarti menghilangkan rasa nasionalisme. Orang yang cinta kepada NKRI tidak menghilangkan Allahhuakbar. Keduanya tidak terpisahkan dan satu kesatuan, tapi sekarang ini orang mulai bilang “jangan campuradukkan antara agama dan politik”, maka orang yang bilang seperti itu adalah mereka yang tidak mengerti sejarah. Tidak mengerti bagaimana dulu Bung Tomo mengangkat tangan kemudian berteriak Allahhuakbar ketika melawan penjajah, tidak mengerti bahwa dulu pidato Bung Karno juga diselipi Allahhuakbar.
Sekarang kita mengalami dua phobia, phobia islam yang takut dengan teriakan Allahhuakbar dan yang kedua phobia terhadap nasionalisme. Kedua hal ini bukan sesuatu yang benar, ketika kita mengatakan Allahhuakbar bukan berarti kita anti nasionalisme karena cinta tanah air adalah tanda keimanan. Begitu pula ketika kita cinta dengan tanah air, bukan berarti harus menghilangkan Allahhuakbar.
Cinta Tanah Air Adalah Tanda Keimanan
Cinta Tanah Air Adalah Tanda Keimanan
Kita lihat para pejuang, bukankah mereka adalah Ulama. Panglima Jendral Sudirman, sosok pemimpin yang selalu menanamkan ketiga hal pada prajuritnya, jaga wudhu, sholat berjamaah walau saat perang dan cintai bangsa Indonesia. Bung Karno, Bung Tomo, coba baca lagi biografi mereka. Mereka agamnya baik, bukan berarti tidak cinta dengan Indonesia.
Sekarang? Aneh.. orang pakai cadar dikira teroris, orang pakai gamis disangka teroris. Disaat seperti ini orang Islam dianggap radikal. Percayalah, jika orang Islam benar-benar mengamalkan ajaran Islam maka ia akan menjadi orang yang paling cinta dengan tanah air, orang yang Islamnya benar pasti menghormati sesama yang berbeda keyakinan, orang yang Islamnya benar pasti saling mencintai, bukan menyakiti.
Mari kita resapi lebih dalam lagi dalam pancasila. Sila pertama yang paling utama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Itu namanya apa kalau bukan agama. Bukan berarti semua orang harus masuk Islam, tidak. Tetapi setiap orang mengamalkan apa yang menjadi ajaran dalam agamanya. Orang islam menjalankan syariat Islam, begitu juga orang Kristen menjalankan apa yang diperintahkan dalam agamanya. Orang Katholik, Hindu, Budha juga menjalankan apa yang diperintahkan dalam agama mereka masing-masing.
Karena saya yakin, tidak ada agama yang menyuruh untuk membunuh, tidak ada agama yang menyuruh untuk mencuri, tidak ada agama yang menyuruh untuk mabuk. Pasti menyuruh ke perbuatan yang baik-baik. 
Taat hukum atau taat agama? Orang yang taat hukum belum tentu taat agama, tapi orang yang taat agama pasti dia taat hukum. Karena hukum adalah peraturan tertulis dan penjabaran dari norma agama. Misal tidak ada agama sekalipun, kalau kita menyadari sebagai manusia yang sebenar-benarnya pasti juga tidak akan berbuat jahat. Karena manusia memiliki hati nurani, seperti seorang ibu yang tidak akan membunuh anaknya. Ingat, itu kalau kita menjadi manusia sebenar-benarnya manusia yang memiliki hati nurani.