Jelaskan latar belakang yang mendorong lahirnya Matriks Daya Tarik Industri!

Bersumber dari Buku BMP EKMA4414 Manajemen Strategik Modul 6, berikut ini adalah latar belakang yang mendorong lahirnya Matriks Daya Tarik Industri.

MDTI (Matriks Daya Tarik Industri) atau yang disebut juga Layar Bisnis Sembilan Sel mulai diperkenalkan oleh General Electric (GE) dan McKinsey. Latar belakang MDTI adalah karena adanya kebutuhan mendesak bagi CEO perusahaan besar yang terdiversifikasi dalam melakukan pengelolaan perusahaan, terutama dalam mengalokasikasn sumber daya yang dimiliki pada berbagai unit usaha strategis yang dimiliki.

Pada saat itu, teknik alokasi anggaran yang tersedia adalah capital budgeting, yang dinilai tidak memadai secara teknis dan politisi. Hingga kemudian lahir analisis baru yang disebut matriks BCG, matriks BCG dinilai canggih dan sederhana, namun matriks BCG memiliki kelemahan pada titik kesederhanaan matriks tersebut.

Alat analisis baru ini tampak canggih dan sederhana tetapi teknik tersebut juga dinilai memiliki kelemahan structural yag melekat pada kesederhanaanya. Ketika itu perusahaan telah menikmati keberhasilan implementasi strategi pertumbuhan, oleh karena itu tidak heran jika berbagai teknik baru tersebut mendapatkan sambutan yang luar biasa karena mereka lahir pada momentum yang tepat.

2. Berdasarkan matriks implikasi strategis yang dikemukakan oleh A. T. Kearny Inc yang dikutip oleh Hax dan Majluf (1984) terdapat salah satu sel dengan kekuatan bisnis medium dan daya Tarik industry rendah. Pada sel tersebut strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah memelihara posisi, mencari sumber kasus masuk, dan investasi ala kadarnya. Silahkan anda cari salah satu contoh perusahaan di Indonesia yang sesuai dengan strategi tersebut dan berikan alasan anda mengapa demikian!

Salah satu perusahaan yang menerapkan strategi tersebut adalah PT Sinar Sakti Union. PT Sinar Sakti Union adalah produsen narrow fabric yang berlokasikan di Jakarta, berspesialisasi pada anyaman dan lini produk elastis, seperti pita – pita yang digunakan pada topi, korset, pakaian dalam, dan bahkan pakaian – pakaian militer.

Perusahaan ini berada dalam kategori bisnis yang memiliki daya tarik industri yang rendah. Jumlah pesaingnya tidak banyak, dan jumlah pemain barunya juga tidak banyak. Tidak seperti pada kategori bisnis seperti makanan, e-commerce, agency dll.

Perusahaan ini merupakan B2B, dan sudah memiliki ratusan pelanggan tetap. PT SSU selalu menjaga hubungan yang baik dengan para pelanggannya, menjaga brand image dan terus memberikan kinerja perusahaan yang optimal.

SUMBER REFRENSI : BMP EKMA 4414/MODUL 6