Menggapai Asa Majukan Daerah 3T di Indonesia Bersama Korindo

Tahun 2016 yang lalu adalah kali pertama aku lulus SMA dan masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Yogyakarta, kalian mungkin sudah mengetahui kampus ku ini karena namanya begitu harum terutama di kalangan para pendidik. Tapi tidak perlu saya sebutkan lah yaa, untuk menjaga citra baiknya, he he. 
Di akhir tahun aku bertemu dengan seorang yang cukup mengispirasiku, badannya tegap, kulitnya putih dan hidungnya mancung, wajahnya kearab-araban. Usianya sekitar 25 tahun, asalnya dari daerah jawa timur. Sebut sana namanya “Suherman”.
Suherman adalah seorang pemuda yang gagah dan peduli dengan perubahan, hal tersebut yang membuatnya 2 tahun yang lalu mendaftarkan diri menjadi PPG SM3T (Program Sarjana Mendidik di daerah Terluar, Terdepan dan Tertinggal (SM3T)) . Setelah diterima, ia berangkat kedaerah terpencil di sudut timur negara Indonesia. Sebuah desa tertinggal yang jauh dari hiruk pikuknya perkotaan, berada di tengah-tengah hutan dengan penerangan seadanya. Tugas resminya selama 2 tahun, 1 tahun mengabdi dan 1 tahun menjalani pendidikan lanjutan untuk menjadi PNS. Ini adalah salah satu foto kenang-kenanngan Suherman bersama PPG lainnya.
PPG Wates, Kulon Progo - UNY
PPG Wates, Kulon Progo
1 tahun mengabdi di daerah terpencil bukan waktu yang singkat, bahkan mendengar ceritanya membuatku sangat terharu. Saya hanya bisa kagum dan salut dengan usahnya, betapa besar jasa dan pengorbanannya.
Di daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar) memang tidak seperti di kota-kota besar yang semua mudah di dapat, di daerah 3T tidak ada mall-mall bangunan tinggi yang menjajakan segala kebutuhan manusia di sekitarnya, di daerah 3T juga tidak terdapat tower-tower tinggi pemancar sinyal untuk berkomunikasi, di daerah 3T akses jalan juga tidak semulus jalan disini, bahkan untuk kebutuhan pokok seperti air dan listrikpun masih kesulitan.
Masih teringat cerita Suherman sahabat saya 1 tahun lalu, bagaimana ia harus menghabiskan malamnya bersama teplok sebagai sumber cahayanya. Satu buah botol yang di isi minyak kemudian dipasangi sumbu menjadi satu-satunya penerang ketika dinyalakan dengan api, memang cukup berbahaya, tapi apa daya. Beruntung pak lurah berbaik hati memberi Suherman teplok yang agak canggih, ada kaca dibagian sisi samping untuk menjaga agar api tidak lari kemana-mana.
Dengan teplok tersebut, setiap hari sehabis sholat Isya’ ia sempatkan untuk menyelesaikan tugasnya sebagai guru, entah itu mengkoreksi jawaban murid atau sekedar membuat soal untuk tugas ke-esokan harinya. Suherman merasakan perbedaan yang sangat jauh, ketika dikota masih begitu ramai dengan aktivitas malam masyarakatnya, disitu benar-benar sepi dan sunyi. Semua warganya masuk rumah dan menghentikan segala aktivitasnya ketika matahari mulai terbenam.
Di keesokan harinya, ia harus segera bersiap diri dan bergegas untuk mengajar. Untuk urusan mandi, beruntung di dekat situ ada sumber air yang lumayan deras. Namun untuk keperluan mandi seperti sabun, sikat gigi dan lain-lain ia harus benar-benar bisa menghemat. Terkadang, ia titip warga disitu yang akan ke-kota untuk membeli kebutuhan pokok dan perlengkapan lainnya.
Yang membuat sangat sedih adalah keterbatasan komunikasi dengan keluarga, selama satu tahun ia harus bersabar tidak berkomunikasi dengan keluarga, ia harus buang jauh-jauh rasa rindunya agar tidak terus menusuk hatinya. Walaupun tetap bagaimanapun rasa rindu itu tetap hadir, untuk mengobatinya ia hanya memandang dua buah foto yang ada didalam tasnya. Satu foto berisi keluarga utuhnya, dan satu foto adalah dirinya dengan pujaan hatinya.
Itu hanyalah sedikit gambaran perjuangan di daerah 3T, namun begitu harapan Suherman jauh lebih besar dari rasa pahit yang ia rasakan. Malamnya mereka boleh saja gelap, tapi masa depannya jangan. Jalannya boleh rusak, tapi jalan menuju masa depan harus lebih mulus, segala fasilitas boleh ketinggalan tapi pendidikan haruslah masuk ke-merek. Agar nantinya para generasi penerus dapat memberi perubahan pada desa mereka, dan memberi sebuah cahaya kebahagian yang menerangi mereka setiap harinya.
Suherman memang fokus dalam memajukan dunia pendidikan di wilayah 3T, tentu masih sangat banyak kawan-kawan Suherman yang berjuang untuk kemajuan bangsa dan negara ini. Dan tentu saja tidak hanya di bidang pendidikan, tapi di bidang lain seperti kesehatan, ekonomi, lingkungan, pembangunan infrastruktur dan masih banyak lagi.
Wilayah 3T sudah seharusnya lebih diperhatin oleh pemerintah, agar mereka tidak semakin tertinggal dengan peradaban saat ini, agar mereka juga dapat merasakan manisnya kemerdekaan, dan pastinya agar mereka mendapatkan keadilan.
Ngomong-ngomong masalah Suherman yang mengabdi menjadi PPG SM3T jadi teringat dengan KORINDO, sebuah lembaga yang turut peduli dengan kehidupan di wilayah terluar dan tertinggal. Salah satu komitmennya adalah melalui pembangunan jalan, tempat tinggal dan infrastruktur utama yang menjadi bagian dari usaha pengembangan daerah. KORINDO juga menjadi perusahaan perintis dalam hal pelestarian lingkungan. Cukup salut dan bangga masih ada perusahaan yang peduli dengan nasib orang-orang di wilayah 3T, semoga perusahaan lain dapat mengikuti jejaknya yaa.. 
Sebagai bentuk dukungan terhadap masyarakat di wilayah 3T, ijinkan saya untuk turut memperkenalkan siapa KORINDO dan apa yang telah dilakukan KORINDO. Berikut adalah ulasannya :
Sekilas Tentang KORINDO
KORINDO merupakan sebuah perusahaan Indonesia yang didirikan pada tahun 1969 dan telah beroperasi selama 48 tahun. Perusahaan ini pada awalnya melakukan pengembangan hardwood yang kemudian beralih ke plywood/veener di tahun 1979, kertas koran di tahun 1984, perkebunan kayu di tahun 1993 dan mulai tahun 1995 sampai sekarang keranah perkebunan kelapa sawit.
KORINDO telah diakui dalam pengembangan sumber daya hutan yang baik dan sumbangsih yang diberikan kepada industri pengolahan terkait, sehingga menjadi sebuah kontriusi bermanfaat bagi perkembangan ekonomi di Indonesia. KORINDO juga dikenal atas keberhasilannya dalam memasok kertas koran domestik serta memenuhi seruan pemerintah untuk melakukan pembaruan dalam industri kerta koran yang sebelumnya sangat bergantung pada produk kerta koran impor. 
Industri ramah lingkungan
Sumber : korindo.co.id
KORINDO telah berhasil mengembangkan industri ramah lingkungan melalui usaha hutan tanaman dan perkebunan kelapa sawit, dengan pengembangan ini juga meningkatkan nilai ekonomi yang diperoleh dari hasil hutan. Pengembangan ini terutama dilakukan di wilayah-wilayah Indonesia yang tertinggal. Sehingga dapat membantu perekonomian mereka dan turut memajukan wilayah tersebut. 

Membangun dan Memajukan Wilayah 3T Bersama KORINDO
Wujud nyata kepedulian KORINDO di wilayah tertinggal adalah dengan melakukan pembangunan jalan dan tempat tinggal serta pembangunan besar-besaran pada infrastuktur utama di wilayah-wilayah tersebut. Pada intinya KORINDO berkomitmen untuk bangun daerah perbatasan jadi terasnya Indonesia.

Lebih dari 10.000 pekerja di Aisiki, yang merupakan distrik bisnis utama di Papua, dan juga telah membangun pusat pengembangan keahlian penduduk lokal sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan.

Melalui CSR (Corporate Social Responsbility), KORINDO membuat program-program guna membangun hubungan yang harmonis, menguntungkan dan berkelanjutan antara masyarakat dan para pemangku kepentingan. 5 pilar utama program CSR KORINDO antara lain dalam program Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Lingkungan, Infrastruktur dan Lembar Fakta.
Peduli Pendidikan Bersama KORINDO
KORINDO juga sebagai Perintis dalam Pelestarian Lingkungan
Melalui kegiatan CSR berupa pemberian bantuan usaha di perkebunan karet dan penyediaan pelatihan di sektor peternakan unggas, KORINDO membantu masyarakat untuk menciptakan mata pencaharian mereka sendiri. Sehingga masyarakat dapat memperoleh penghasilan tambahan dari situ. KORINDO juga merupakan perusahaan perintis dalam hal pelestarian lingkungan, beberapa kegiatannya dapat berupa bersih-bersih sungai, penanaman pohon pada “Hari Lingkungan Nasional” dan lain-lain.
Korindo dan pelestarian lingkungan
Sumber : korindo.co.id
Mari juga dukung KORINDO agar selalu membantu mereka di wilayah-wilayah 3T, minimal dengan share artikel ini ke teman-teman kalian. Semoga langkah kita bersama KORINDO dapat membawa Perubahan untuk Indonesia yang Lebih Baik. Good Luck buat kalian semua.